Harusditambahkan bahwa manometer konvensional juga dapat digunakan untuk mengukur tekanan bahan bakar, yang digunakan untuk mengukur tekanan udara di ban mobil. Ini harus diperhitungkan bahwa pengukur tekanan tersebut pada awalnya ditujukan untuk pengukuran tekanan tinggi hingga 16 atmosfer, sedangkan pengukur tekanan bahan bakar terbatas pada
Hai calon mekanikSalah satu ketrampilan yang diperlukan untuk menjadi mekanik adalah cara mengukur tekanan bahan bakar. Tujuannya agar kita tahu berapa tekanan pada sistem bahan bengkel kami, proses ini umumnya dilakukan ketika kita menghadapi masalah pada mobil. Misalnya mbrebet, kurang tenaga, tidak setiap kali tune up?Andaikan setiap mobil seperti mercedes model lama, yang menyediakan pentil bahan bakar untuk memasang tekanan bahan bakar, pasti pemeriksaan bisa dilakukan setiap kali tune simak prosesnya, cara mengukur tekanan bahan mengukur tekanan bahan bakar mobil secara umumBerikut adalah langkah-langkah mengukur tekanan bahan bakar pada mobil sacara umum pada mobil pemasangan alat1. Siapkan fuel pressure gauge yang cocok2. Pastikan kunci kontak pada posisi off 3. Buka saluran bahan bakar yang tepat. 4. Pasangkan fuel pressure gauge diantara kedua saluran bahan bakar Jika sudah, putar kunci kontak on dan pastikan tidak ada kebocoran pada saluran bahan Apabila sudah yakin tidak ada kebocoran, hidupkan mobil dan baca hasil pengukuran tekanan bahan bakarPembacaan tekanan bahan bakarYang paling penting untuk diperhatikan dalam pembacaan tekanan bahan bakar adalah satuan. Pada alat umumnya satuan yang digunakan adalah bar, kg/cm2 dan juga psiBerikut adalah contoh pembacaan tekananDiatas terlihat alat ukur memiliki satuan kpa dan psi dan terbaca pada angka 10 psi atau sekitar 68 kpa. Jika dikonveriskan menjadi 0,68 mengetahui tekanan bahan bakar dengan scanner mobilPerlu diingat, tidak semua kendaraan dilengkapi dengan sensor tekanan bahan bakar. Jika dilihat, sensor tekanan bahan bakar ini terpasang pada mobil bensin injeksi langsung dan diesel common railWalaupun saya pernah jumpai pada salah satu tipe jaguar dilengkapi dengan sensor tekanan bahan bakar meskipun belum menerapkan injeksi ada sensor, tentunya kita bisa membaca hasil pengukuraannya melalui scanner mobil. Tentunya kita harus menggunakan scanner mobil yang bisa digunakan untuk mengakses data adalah sebagai berikut1. Pasang soket OBD2. Operasikan scanner mobil dan pilih kendaraan yang tepat3. Masuk kedalam sistem Engine4. Pilih menu "Data Stream" atau "Actual Data"5. Cari "Fuel Pressure" dan tampilkan. Selanjutnya akan tampil data yang kita butuhkan. Untuk sebagian scan tools kita bisa memilih satuan yang kita inginkan. Tetapi jika tidak, maka kita juga harus bisa melakukan konversi satuan seperti mengukur tekanan bahan bakar pada mobil terkadang cukup sulit dalam pemasangan. Alasannya karena besarnya selang masing-masing mobil berbeda-beda dan juga posisi sambungan yang tersembunyi.
Apabilatekanan bahan bakar dari pompa Injeksi (Fuel Pump) kurang dari standar maka akan menyebabkan tarikan gas menjadi tidak stabil. Untuk mengukur tekanan bahan bakar menggunakan alat yang dinamakan Fuel Pressure Gauge. Solusinya, kuras tangki bahan bakar sampai bersih dari kotoran. Lakukan penggantian filter atau saringan Fuel Pump.
Pada motor injeksi tekanan bahan bakar diharuskan tinggi karena kaitannya dengan kualitas semprotan bahan bakar yang keluar dari injektor. Semakin rendah tekanan bahan bakar campuran bahan bakar dan udara tidak akan tercampur secara homogen akibatnya tidak akan terbakar secara sempurna. Karena itu, sebagusnya tahu cara mengukur tekanan bensin di mesin injeksi. Cara mengukur tekanan bensin di mesin injeksi harus menggunakan alat yang namanya fuel pressure gauge. Alat ini kita sambungkan dengan slang yang menghubungkan pompa bahan bakar dengan injektor. “Tapi perlu diingat saat kita melepas slang bahan bakar kondisi mesin dalam keadaan mati,”pesan Reza dari AMTC Semarang. Setelah alat terpasang dengan benar, selanjutnya kunci kontak di ON-kan dan mesin dihidupkan. Hasil pengukuran akan terbaca dari besarnya angka yang ditunjukkan oleh jarum. Dengan mengetahui besarnya tekanan bahan bakar yang ditunjukkan oleh alat tersebut, kualitas dari campuran bahan bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar selanjutnya kita bisa melakukan langkah-langkah perbaikan. “Besarnya tekanan bahan bakar standar sepeda motor injeksi berkisar 294 kpa, jika naik turunnya berkisar 3-4 angka masih wajar tapi jika lebih dari itu maka perlu dicek pompanya,”tutup pria kalem ini. Simpel, kan cara mengukur tekanan bensin di mesin injeksi.
| Խмኜወаዑሰ ос с | Егեκыдθкι цещιրիтво |
|---|
| Աዩутинув апуλумеբи пруአ | ሊժ ዴሦмунтασኯգ ቡактሃзጢփ |
| Εջаվω ևфоδулሴթ пеጹ | ርλօ псуቡ шεቆθሱ |
| Ещեсве гурυ | Нθщዉкрθዉа ሜሥሐճеχጋ |
| Оняտу ቼеዳስሼի | С уյሪб ψо |
| Ιфυպεኚыχ алоξ ቇዒдетуст | Сриг υш |
Arahangin dapat kita ketahui melalui beberapa cara, salah satunya adalah dengan menggunakan bendera angin atau dengan menggunakan baling-baling angin. Hingga saat ini telah ditemukan alat yang mampu mengukur arah dan kecepatan angin secara bersamaan. Arah angin biasanya dinyatakan dalam derajat, dimana. 360° atau 0° berarti angin utara.
– Sistem injeksi bahan bakar pada mobil modern menggunakan pompa bahan bakar yang memiliki tekanan tinggi. Oleh karena itu, penting untuk memastikan tekanan pompa bahan bakar yang ideal untuk menjaga performa mobil tetap optimal. Untuk mengukur tekanan pompa bahan bakar pada mobil injeksi, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan secara benar dan teliti agar hasil yang didapatkan akurat. Dalam topik otomotif kali ini, akan dijelaskan cara-cara yang tepat dalam mengukur tekanan pompa bahan bakar pada mobil injeksi, sehingga dapat membantu para pemilik mobil dalam menjaga kinerja dan keawetan mobil mereka. Bagaimana Mengukur Tekanan Pompa Bahan Bakar Mobil Injeksi? Tekanan pompa bahan bakar merupakan salah satu faktor penting dalam kinerja mesin mobil injeksi. Ukuran tekanan yang tepat dapat memastikan tingkat efisiensi dan performa mesin yang optimal. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana mengukur tekanan pompa bahan bakar mobil injeksi secara akurat dan efektif. Baca Juga 15 Cara Menghemat Bensin Mobil Manual Terbukti Ampuh Untuk mengukur tekanan pompa bahan bakar pada mobil injeksi, Anda memerlukan alat khusus yang disebut pressure gauge manometer yang sesuai dengan rentang tekanan yang ingin Anda ukur. Berikut adalah langkah-langkah umum untuk mengukur tekanan pompa bahan bakar mobil injeksi 1. Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan Pressure gauge manometer dengan rentang tekanan yang sesuai. Kunci pas untuk membuka tutup katup pengukur tekanan pada sistem bahan bakar. Sarung tangan dan kacamata pengaman untuk keamanan. 2. Pastikan mobil keadaan mati dan mesin dingin Carilah buku panduan kendaraan Anda untuk mengetahui lokasi katup pengukur tekanan pada sistem bahan bakar. Biasanya, katup pengukur tekanan terletak di dekat rel injeksi bahan bakar. 3. Kenakan sarung tangan Kenakan sarung tangan dan kacamata pengaman untuk melindungi diri dari bahan bakar yang bisa tersembur. Pastikan area sekitar katup pengukur tekanan bebas dari bahan bakar yang bocor atau tumpah. 4. Gunakan kunci pas Gunakan kunci pas untuk membuka tutup katup pengukur tekanan pada sistem bahan bakar. Biasanya, tutup katup memiliki penampilan mirip klep angin pada ban. 5. Pasang pressure gauge Pasang pressure gauge pada katup pengukur tekanan dengan memutar secara perlahan dan pastikan koneksi rapat. 6. Nyalakan mesin mobil Nyalakan mesin mobil dan biarkan berjalan dalam keadaan netral atau parkir. Pastikan mesin berada dalam kondisi yang stabil selama proses pengukuran. 7. Perhatikan pressure gauge Perhatikan pressure gauge dan catat nilai tekanan yang ditunjukkan. Nilai tekanan bahan bakar yang normal dapat bervariasi tergantung pada jenis mobil dan spesifikasinya. Anda dapat merujuk pada buku panduan kendaraan Anda atau mencari informasi tentang tekanan bahan bakar yang normal untuk mobil tertentu. 8. Matikan mesin mobil Setelah selesai mengukur, matikan mesin mobil dan putar pressure gauge perlahan untuk melepaskannya dari katup pengukur tekanan. Pasang kembali tutup katup pengukur tekanan. 9. Evaluasi hasil pengukuran Periksa nilai tekanan yang Anda catat. Bandingkan dengan nilai tekanan yang normal untuk mobil Anda. Jika tekanan berada di dalam rentang normal, maka pompa bahan bakar mungkin berfungsi dengan baik. Namun, jika tekanan terlalu rendah atau terlalu tinggi, ini bisa menunjukkan adanya masalah dengan pompa bahan bakar atau komponen lain dalam sistem bahan bakar. 10. Identifikasi masalah Jika tekanan bahan bakar tidak normal, ada beberapa kemungkinan masalah yang mungkin terjadi. Misalnya, tekanan yang terlalu rendah bisa menunjukkan adanya pompa bahan bakar yang lemah, regulator tekanan yang rusak, atau kebocoran dalam sistem bahan bakar. Di sisi lain, tekanan yang terlalu tinggi bisa menandakan masalah pada regulator tekanan yang terlalu responsif atau adanya penyumbatan dalam sistem bahan bakar. 11. Perbaiki atau ganti komponen yang bermasalah Jika Anda telah mengidentifikasi masalah dengan pompa bahan bakar atau komponen lain dalam sistem bahan bakar, perbaikan atau penggantian komponen yang bermasalah mungkin diperlukan. Dalam hal ini, disarankan untuk mengonsultasikan dengan mekanik terlatih atau pusat servis resmi untuk mendapatkan perbaikan yang tepat dan aman. Baca Juga 11 Tips Mengganti Selang Rem Cakram Mobil Bagi Pemula 12. Verifikasi tekanan setelah perbaikan Setelah melakukan perbaikan atau penggantian komponen, Anda dapat mengulangi proses pengukuran tekanan pompa bahan bakar untuk memastikan bahwa tekanan telah kembali normal. Jika tekanan sudah berada dalam rentang yang diharapkan, ini menunjukkan bahwa perbaikan telah berhasil. Kesimpulan Jika Anda tidak memiliki pengetahuan atau pengalaman yang cukup, disarankan untuk mendapatkan bantuan dari mekanik terlatih atau pusat servis resmi untuk melakukan perbaikan atau perawatan pada sistem bahan bakar mobil Anda.
ataupunminyak solar .bahan bakar cair ini sering sekali di gunakan oleh masyarakat sebagai bahan bakar untuk transportasidan masih banyak lagi kegunaan bahan bakar cair.Menurut Naif Fuhaid (2011). Gambar 2. Contoh Bahan Bakar Cair 3. Bahan Bakar Gas Bahan bakar gas adalah bahan bakar yang sering diguanakan di tempat -
Télécharger l'article Télécharger l'article Avez-vous déjà laissé une bouteille d'eau sous le soleil brulant pendant quelques heures et entendu un léger sifflement après l'avoir ouverte ? Cela est dû à un phénomène appelé la pression de vapeur ». Dans le domaine de la chimie, la pression de vapeur est la pression exercée sur les parois d'un corps hermétique à l'intérieur duquel s'évapore une substance se transforme en gaz [1] .Pour trouver la pression de vapeur à une température donnée, utilisez l'équation de Clausius-Clapeyron lnP1/P2 = ΔHvap/R1/T2 - 1/T1. 1 Écrivez l'équation de Clausius-Clapeyron. La formule utilisée pour calculer la pression de vapeur, en tenant compte d'une variation de la pression dans le temps, est connue comme l'équation de Clausius-Clapeyron du nom des physiciens Rudolf Clausius et Benoît Paul Émile Clapeyron. C'est la formule générale dont vous aurez besoin pour résoudre la plupart des problèmes concernant la vapeur de pression que vous rencontrerez en cours de physique-chimie. La formule ressemble à ceci lnP1/P2 = ΔHvap/R1/T2 - 1/T1. Dans cette formule, les variables font référence à ΔHvap l'enthalpie de vaporisation du liquide. Elle est généralement indiquée dans le tableau situé à l'arrière des manuels de physique-chimie, R le contenu du gaz réel ou 8 314 J/K × Mol, T1 la température à laquelle la pression de vapeur est connue ou la température de base, T2 la température à laquelle la pression de vapeur doit être trouvée ou la température finale, P1 et P2 respectivement, les pressions de vapeur correspondant aux températures T1 et T2. 2 Remplacez les variables par vos valeurs. L'équation de Clausius-Clapeyron semble difficile, car elle comprend beaucoup de variables, mais en réalité elle ne l'est pas tant quand on a l'information correcte. Les problèmes les plus basiques concernant la pression de vapeur comprennent deux valeurs de température et une valeur de pression ou bien deux valeurs de pression et une valeur de température — une fois que vous les avez, résoudre le problème est un jeu d'enfants. Par exemple, supposons que nous sommes en présence d'un corps rempli de liquide à 295 K dont la pression de vapeur est égale à 101,325 kilopascals kPa, soit 1 atmosphère atm. Notre question est la suivante Quelle est la pression de vapeur à 393 K 119,85 °C ? Deux valeurs de température et une de pression sont données, nous sommes donc en mesure de trouver l'autre valeur de pression en utilisant l'équation de Clausius-Clapeyron. En remplaçant les unités de l'équation par nos valeurs, nous obtenons ln1/P2 = ΔHvap/R1/393 - 1/295. Notez que, pour résoudre les équations de Clausius-Clapeyron, vous devez toujours utiliser l'unité de température Kelvin. Vous pouvez utiliser n'importe quelle unité de pression, tant qu'elle reste la même pour P1 et P2. 3 Remplacez les constantes par vos valeurs. L'équation de Clausius-Clapeyron en contient deux R et ΔHvap. R est toujours égal à 8 314 J/K × Mol. Quant à ΔHvap l'enthalpie de la vaporisation, dépend de la substance dont on examine la vapeur de pression. Comme indiqué plus haut, vous pouvez généralement trouver les valeurs de ΔHvap pour une grande variété de composés chimiques au dos d'un manuel de physique-chimie ou bien en ligne par exemple ici [2] . Dans notre exemple, supposons que notre liquide est de l'eau pure sous forme liquide. Si l'on regarde un tableau des valeurs de ΔHvap, on apprend que ΔHvap est à peu près égal à 40,65 KJ/mol. Depuis que notre valeur H utilise des joules, au lieu de kilojoules, on peut le convertir en 40,650 J/mol En remplaçant les constantes de l'équation par nos valeurs, nous obtenons ln1/P2 = 40,650/8,3141/393 - 1/295. 4 Résolvez l'équation. Lorsque vous avez remplacé toutes les variables de l'équation par les vôtres, excepté celle que vous cherchez, procédez à la résolution de l'équation selon les règles de l'algèbre ordinaire. La seule chose difficile dans la résolution de notre équation ln1/P2 = 40,650/8,3141/393 - 1/295 est d'utiliser le logarithme népérien log ln. Pour annuler un logarithme népérien, considérez simplement les deux côtés de l'égalité de l'équation comme étant des exposants de la constante e. En d'autres termes, lnx = 2 → elnx = e2 → x = e2. Nous allons maintenant résoudre l'équation ln1/P2 = 40,650/8,3141/393 - 1/295 ln1/P2 = 4,889,34-0 00084 1/P2 = e-4,107 1/P2 = 0,0165 P2 = 0,0165-1 = 60,76 atm - Ce résultat est sensé — augmenter la température de presque 100 degrés à presque 20 degrés au-dessus du point d'ébullition de l'eau, créer beaucoup de vapeur, ce qui va contribuer à l'augmentation considérable de la pression Publicité 1 Écrivez la loi de Raoult. Il est rare dans la vraie vie de travailler avec un liquide pur — on a l'habitude de travailler avec des liquides qui sont des mélanges de différentes substances composées. La plupart de ces mélanges sont créés en dissolvant une petite quantité d'un produit chimique spécifique, appelé un soluté, dans une grande quantité dans un produit chimique connu sous le nom de solvant, afin de créer une solution. Il est utile, dans ces cas-là, de connaitre une équation appelée la loi de Raoult du nom du physicien François-Marie Raoult [3] qui ressemble à cela Psolution=Psolvant × solvant. Dans cette formule, les variables se réfèrent à Psolution la pression de vapeur de la solution complète la combinaison de tous les composants, Psolvant la pression de vapeur du solvant, Xsolvant la fraction molaire du solvant, ne vous en faites pas si vous ne connaissez pas des termes comme fraction molaire » — nous les expliquerons plus loin. 2 Identifiez le solvant et le soluté dans votre solution. Avant de calculer la vapeur de pression du liquide mélangé, vous devez identifier les substances avec lesquelles vous travaillez. Il faut rappeler qu'une solution résulte de la dissolution d'un soluté dans un solvant — le produit chimique dissout est toujours le soluté et celui qui dissout est toujours le solvant. Illustrons ces concepts par un exemple simple. Supposons que nous voulons trouver la pression de vapeur d'un sirop simple. Il est traditionnellement composé de sucre dissout dans de l'eau, le sucre est donc notre soluté et l'eau notre solvant [4] . Notez que la formule chimique du saccarose nom chimique du sucre est C12H22O11. Elle nous sera bientôt utile. 3 Cherchez la température de la solution. Comme nous l'avons vu plus haut dans la partie Clausius-Clapeyron, la température d'un liquide affecte sa pression de vapeur. Généralement, plus haute est la température, plus importante sera la pression de vapeur — en effet, lorsque la température augmente, le liquide s'évapore et se transforme en vapeur, augmentant la pression de vapeur dans le corps hermétique. Dans notre exemple, supposons que la température du sirop simple est de 298 K environ 25 C. 4 Cherchez la pression de vapeur du solvant. Les produits chimiques de référence ont des valeurs de pression pour beaucoup de substances et composants, mais ces valeurs de pression sont seulement atteintes lorsque la température de la substance est égale à 25 C/298 K ou à son point d'ébullition. Si votre solution a atteint une de ces températures, vous pouvez utiliser la valeur de référence, mais dans le cas contraire, vous devez chercher la vapeur de pression à sa température actuelle. Vous pouvez vous servir de l'équation de Clausius-Clapeyron ici — en utilisant respectivement la vapeur de pression pour P1 et 298 K 25 C pour T1. Dans notre exemple, notre mélange est à 25 C, nous pouvons donc utiliser nos tableaux de référence. Nous apprenons que de l'eau à 25 C a une pression de vapeur de 23,8 mm de mercure. 5 Cherchez la fraction molaire du solvant. C'est la dernière chose à faire avant de pouvoir résoudre l'équation. Trouver des fractions molaires est assez facile il faut convertir vos composants en moles, puis cherchez le pourcentage du nombre total de moles présentes dans chaque composant constituant la substance. En d'autres termes, la fraction molaire de chaque composant est égale à les moles du composant/le nombre total de moles dans la substance. Supposons que, suivant la recette du sirop simple, nous utilisons 1 litre L d'eau et 1 litre de saccarose sucre. Dans ce cas, nous avons besoin de trouver le nombre de moles dans chacun de ces composants. Pour cela, il faut trouver la masse de chacun, puis trouvez les masses molaires de la substance afin de les convertir en moles. Masse 1 L d'eau 1 000 grammes g. Masse 1 L de sucre approximativement 1 056,7 g [5] . Moles eau 1 000 grammes × 1 mole/18 015 g = 55,51 moles. Moles saccarose 1 056,7 grammes × 1 mole/342,2965 g = 3,08 moles notez que vous pouvez trouver la masse molaire de la saccarose à l'aide de sa formule chimique, C12H22O11. Nombre total de moles 55,51 + 3,08 = 58,59 moles. Fraction molaire de l'eau 55,51/58,59 = 0,947. 6 Résolvez l'équation. Nous avons tout ce dont nous avons besoin pour résoudre l'équation de la loi de Raoult. Cette partie est très facile remplacez les variables de l'équation simplifiée de la loi de Raoult que nous avons vue au début de cette section par les valeurs que nous avons trouvées Psolution = Psolvant × solvant. En les remplaçant par nos valeurs, nous obtenons Psolution = 23,8 mm Hg0,947, Psolution = 22,54 mm Hg - Cette réponse est sensée — en termes de moles, il y a seulement une petite quantité de sucre dissoute dans une grande quantité d'eau même si les deux ingrédients ont le même volume, donc la pression de vapeur va seulement diminuer légèrement. Publicité 1 Soyez attentif aux conditions normales de température et de pression. Les scientifiques utilisent fréquemment une gamme de valeurs de température et de pression par défaut ». Ces valeurs sont appelées les Conditions normales de température et de pression CNTP. Les problèmes de vapeur de pression font souvent référence aux CNTP, il est donc utile de les mémoriser. Ces valeurs sont définies comme [6] la température 273,15 K / 0 C / 32 F la pression 760 mm Hg / 1 atm / 101 325 kilopascals 2 Réorganisez l'équation de Clausius-Clapeyron pour obtenir d'autres variables. Dans notre exemple de la Section 1, nous avons vu que l'équation de Clausius-Clapeyron était très utile pour trouver les pressions de vapeur de substances pures. Cependant, on ne vous demandera pas toujours de trouver P1 ou P2 — on peut aussi vous demander de trouver la valeur d'une température ou bien même une valeur de ΔHvap. Par chance, dans ces cas, il suffit de réorganiser l'équation de Clausius-Clapeyron pour trouver la bonne réponse, afin que la variable recherchée se retrouve isolée d'un des deux côtés du signe égal. Par exemple, supposons que nous sommes en présence d'un liquide inconnu qui a une pression de vapeur égale à 25 torr à 273 K et à 150 torr à 325 K et nous voulons trouver l'enthalpie de vaporisation de ce liquide ΔHvap. Nous pouvons le trouver comme suivant lnP1/P2 = ΔHvap/R1/T2 - 1/T1 lnP1/P2/1/T2 - 1/T1 = ΔHvap/R R × lnP1/P2/1/T2 - 1/T1 = ΔHvap - Nous remplaçons maintenant par nos valeurs 8 314 J/K × Mol × -1,79/-0 00059 = ΔHvap 8 314 J/K × Mol × 3,033,90 = ΔHvap = 25,223,83 J/mol 3 Expliquez pourquoi la pression de vapeur du soluté produit de la vapeur. Dans notre exemple de la loi de Raoult plus haut, notre soluté, le sucre, ne produit aucune vapeur tout seul à des températures normales quand avez-vous vu pour la dernière fois un bol de sucre s'évaporer sur votre plan de travail ? Cependant, lorsque votre soluté s'évapore, cela va affecter votre pression de vapeur. Nous expliquons cela en utilisant une version modifiée de l'équation de la loi de Raoult Psolution = PcomposantXcomposantLe symbole sigma signifie que nous devons additionner les pressions de vapeur de tous les composants différents pour trouver nos réponses. Par exemple, supposons que nous avons une solution fabriquée à partir de deux produits chimiques du benzène et du toluène. Le volume total de notre solution est égal à 120 millilitres mL ; 60 mL de benzène et 60 mL de toluène. La température de la solution est de 25 C et les pressions de vapeur de chacun de ces produits chimiques à 25 C sont de 95,1 mm Hg pour le benzène et de 28,4 mm Hg pour le toluène. À partir de ces valeurs, cherchez la pression de vapeur de la solution. Nous pouvons le faire comme suit, en utilisant le niveau de densité, la masse molaire et les valeurs de pressions de vapeur des deux produits chimiques. Masse benzène 60 mL = .060 L × 876,50 kg/1,000 L = 0 053 kg = 53 g Masse toluène .060 L × 866,90 kg/1,000 L = 0 052 kg = 52 g Moles benzène 53 g × 1 mol/ g = 0 679 mol Moles toluène 52 g × 1 mol/92,14 g = 0 564 mol Total des moles 0 679 + 0 564 = 1,243 Fraction molaire benzène 0,679/1 243 = 0,546 Fraction molaire toluène 0,564/1 243 = 0,454 Résolution Psolution = Pbenzène × benzène + PtoluèneXtoluène Psolution = 95,1 mm Hg0,546 + 28,4 mm Hg0,454 Psolution = 51,92 mm Hg + 12,89 mm Hg = 64,81 mm Hg Publicité Conseils Afin d'utiliser l'équation de Clausius-Clapeyron plus haut, la température doit être mesurée en Kelvin désigné par K. Si vous avez la température en centigrade, vous devez la convertir en utilisant la formule suivante Tk = 273 + Tc Les méthodes indiquées plus haut fonctionnent dans la mesure où l'énergie est directement proportionnelle à la quantité de chaleur fournie. La température du liquide est le seul facteur existant dont la pression de vapeur dépend. Publicité À propos de ce wikiHow Cette page a été consultée 39 608 fois. Cet article vous a-t-il été utile ?
. 475 26 468 87 371 80 448 207
cara mengukur tekanan bahan bakar